Penulis : Abdurrahman Wahid (Gus Dur)
Penerbit : Tempo (2000; cetakan pertama)
Tebal : 302 halaman
Kategori : non fiksi, essay
Jenis kover : soft cover
Kondisi : bekas, cukup baik
Harga : Rp. 50.000
Berat : 365 gram
Bahasa : Indonesia
SINOPSIS
“Ungkapan-ungkapan Gus Dur memang rata-rata menyegarkan. Judul seperti Menunggu Setan Lewat, misalnya, adalah asli dari dia dan bukan dari penyunting. Berpikirnya ringan tetapi amot, perbendaharaannya banyak, dan pengungkapannya prosais.”
“Ia bukan ilmuwan spesialis, misalnya, ahli negara tertentu. Pengetahuannya yang mendetail merupakan hasil dari minatnya yang besar, dan ia menulis dengan gaya seakan-akan masalahnya ringan saja. Jadi, soal seperti lelucon ia ‘perjuangkan’ dengan kalimat-kalimat serius untuk diberi perhatian, sementara soal-soal politik dan kenegaraan sering ia tulis dengan segar, khas seorang yang yakin bahwa ia mampu”.
-Syu’bah Asa
“Pandangan dunia yang membentuk Gus Dur tak bisa lain, adalah pandangan dunia pesantren. Dengan seluruh pengembaraan intelektual yang dialami sejak dari pesantren di Tegalrejo hingga kuliah di Baghdad, dia tetap tak bisa meninggalkan “rumah” tempat ia tumbuh sejak kecil, yaitu pesantren.
“Dari seluruh kolom Gus Dur di TEMPO yang terbit dalam buku ini, tulisan-tulisannya mengenai pesantren dan kiai adalah yang paling baik, paling mengandung passion yang menyingkap banyak hal yang semula “implisit” menjadi “eksplisit”. Banyak hal dalam dunia pesantren sendiri untuk sekian lama terpendam secara laten dan, karena itu, juga tidak disadari oleh orang-orang pesantren sendiri. Tetapi Gus Dur, dengan laporan-laporannya mengenai “dunia nyata seorang kiai” dalam sejumlah kolom di TEMPO pada tahun 1980, berhasil mengangkat beberapa hal yang “implisit” di sana menjadi “eksplisit”.
-Ulil Abshar Abdalla

Posted by niagarabuku
Tags: Buku Langka , Essay , feature , filsafat , Gus Dur , jual buku bekas , Politik