Penulis : Abdurrahman Wahid, Umar Kayam, Rosihan Anwar, Goenawan Mohamad, Sindhunata, dll
Penerbit : Kanisius (1999)
Tebal : 357 halaman
Kategori : non fiksi
Jenis kover : soft cover
Kondisi buku : buku bekas, baik
Harga jual : Rp. 35.000
Berat : 400 gram
Bahasa : Indonesia
SINOPSIS
“Gajah mati meninggalkan gading, harimau mati meninggalkan belang”. Manusia mati meninggalkan nama. Romo Mangun mati meninggalkan makna.
Buku ini memuat kenangan sekaligus menghadirkan kembali sejuta mutiara makna pandangan hidup, keberpihakan dan perjuangan Romo Mangun melalui kesaksian para sahabat. Mereka menyebutnya manusia multidimensi: rohaniawan, sastrawan, budayawan, intelektual, arsitek, guru bangsa, bapak bangsa, hati nurani bangsa, “nabi” masa kini, pejuang keadilan, pejuang kemanusiaan, dll. Sebutan-sebutan yang diberikan tentu ada alasannya, dan diuraikan dalam buku ini.
Kita semua, yang memiliki komitmen memperbaiki mutu hidup pribadi maupun masyarakat kita, sangat terbantu untuk menimba inspirasi dari buku ini. “Yah, asal usaha ini tidak menjadi kultus individu. Karena, yang penting itu bukan saya tetapi rakyat kecil itu yang mesti diperhatikan,” pesan Romo Mangun waktu itu, ketika dimintai persetujuan penerbitan buku ini. Akhirnya, buku ini memang tidak menjadi kado bagi Romo Mangun seperti yang direncanakan semula, melainkan kado dari Romo Mangin melalui para sahabatnya bagi kita.
Posted by niagarabuku
Tags: Essay , feature , filsafat , jual buku bekas , Y.B. Mangunwijaya

